Pacaran tidak selamanya indah

Dalam setiap kehidupan pasti ada saat dimana kita ingin merasakan mencintai dan dicintai . Keinginan tersebut bukanlah hal yang aneh kita rasakan , karena hakikatnya keinginan itu ialah hal yang manusiawi karena kita ini mahluk sosial . Seperti fenomena pada anak-anak masa kini , untuk menunjukkan eksistensi mereka dalam hal mencintai , mereka sering menyatakkan cinta kepada lawan jenisnya , dengan kata-kata itu mereka berharap ada balasan perasaan yang diberikan oleh si lawan jenisnya itu . Bila lawan jenis nya itu membalas dan sama-sama mencintai , terkadang mereka merasa sama , senasib , seperjuangan dengan balutan sebuah ikatan yang dinamakan pacaran .

Pacaran ini apabila dilakukan hanya sekedar memang untuk mencintai orang yang mungkin hanya sementara kita sayangi , dilakukan dengan cara-cara yang baik , yang tidak melanggar norma , baik agama maupun norma yang ada dalam masyarakat . Bisa saja hal ini membuat dua orang yang berpacaran itu akan menjadi lebih baik , akan bersemangat dan akan timbul perasaan menyayangi bukan hanya ke pacarnya saja , tapi ke semua orang .

Naah sedangkan jika ada orang yang berpacaran , kemudian mereka merasa bahwa setelah saya menyatakkan cinta dan si lawan jenis juga merasa bahwa dirinya telah dicintai dengan sepenuhnya , serta merasa bahwa mereka berhak dan bebas melakukan apa saja karena telah sama-sama mencintai dan menyayangi , inilah hal yang bisa membuat hancur kedua pasangan itu . Hancur yang dimaksud disini sangat banyak , mungkin bisa hancur hubungan baiknya dengan teman-temannya , bisa hancur hubungan dia dengan keluarganya , bisa hancur hubungan dia dengan orang-orang di sekelilingnya dan yang paling parah dia bisa hancur hubungan dengan Tuhan-Nya . Berpacaran dengan gaya seperti diatas , yang sudah rela memberikan segalanya itu bukan tidak mungkin akan membuahkan kesengsaraan . Mungkin di pihak laki-laki akan memberikan apa saja baik itu harta , waktu dan perhatian kepada si perempuan . Saat sang lelaki masih memiliki uang untuk membahagiakan pacarnya , oke-oke saja , tapi apabila si lelaki sudah tidak punya uang ? Namun ia masih tetap ingin memberikan hadiah-hadiah kesukaan si wanita ? Bisa saja hal terburuk akan dilakukan .

Begitu juga di pihak perempuan , dengan seringnya ia diberikan perhatian , diberikan hadiah kesukaan , diajak makan di tempat kesukaannya . Bukan hal tak mungkin si wanita ini pun akan melakukan hal yang sama kepada si lelaki nya . Bahkan mungkin ia akan memberikan kehormatannya . Bagaimana bila kehormatan sudah diberikan kepada orang yang belum sah menjadi apa-apa dalam hidupnya ? Siapa yang paling pertama menderita ? tentu diri si perempuan itu sendiri . Berpacaran dengan cara yang kedua ini sangatlah buruk , tidaklah berbuah apa-apa . Dan mungking hanya akan ada satu positif dari sekian banyak hal negatif yang didapat , yaitu positif hamilnya . Jika sudah hamil mungkin pernikahan tanpa rencana dianggap jalan terbaik , pernikahan tanpa rencana dianggap sebagai pertobatan dan menyelamatkan wajah keluarga di masyarakat . Namun hal itu mungkin hanya akan membantu di dunia , tidak sampai di akhirat . Pernikahan bukanlah suatu hal pertobatan , atas perzinahan yang dilakukan sebelum adanya ikatan yang sah . Dosa itu akan ada sampai ia melakukan pertobatan kepada Allah SWT .

Sungguh berpacaran itu tidak ada manfaatnya sama sekali , walaupun kita melakukannya dengan hal-hal yang baik , tetap saja itu tidak diajarkan dalam agama Islam , Islam tidak mengenal istilah berpacaran , karena Islam tau banyak Mudharat yang dihasilkan dari berpacaran . Sebisa mungkin bila kita memang mencintai seseorang , kita simpan dulu saja , kita minta kepada Tuhan Yang Maha Membolak-Balikkan Hati agar kita dipertemukan kelak dalam ikatan suci oleh prang yang kita sayangi . Hal itu akan lebih baik dan menenangkan dan berujung kebahagiaan selamanya , dunia dan akhirat .

Salam

Jangan lupa Follow https://twitter.com/bimaandikaP2
Dan ini https://www.facebook.com/bima.andika.92
Previous
Next Post »